Tips Aman dan Nyaman Bepergian Naik Bus Malam
Hari-hari ini jika ingin bepergian ke luar kota kita dimudahkan dengan tersedianya beragam moda transportasi yang bisa mengangkut kita ke tujuan. Jika jaraknya tidak telampau jauh, kita bisa menaiki kereta api atau bus. Tapi, kadang saat kita hendak membeli tiket kereta, ternyata sudah ludes duluan. Ingin beralih naik bus malam, tapi ada keraguan: aman dan nyaman nggak ya?
Sewaktu saya kehabisan tiket kereta dan ingin beralih naik bus malam, pertanyaan di atas pun sempat terbersit. Tapi, setelah sekali mencoba sendiri bagaimana rasa dan pelayanan naik bus malam antar-kota-antar-provinsi di Pulau Jawa, pertanyaan itu tak lagi mengganggu.
Perjalanan dengan bus malam di masa sekarang agaknya telah berbeda dengan perjalanan bus malam satu dekade lalu. Sekarang, bus malam memiliki fasilitas kenyamanan yang tidak kalah dibandingkan kereta api. Dan, untuk perjalanan di Pulau Jawa, jalan tol Transjawa telah beroperasi dan banyak operator bus malam mengalihkan rute perjalanannya melewati jalan tol.
Perjalanan terakhir saya dengan bus malam adalah di minggu ketiga Maret 2019. Perjalanan dari kota Solo ke Jakarta menaiki kelas super eksekutif harganya hanya 260 ribu, itu sudah termasuk servis makan, air minum, kursi reclining, dan fasilitas lainnya. Perjalanan sejauh 500 kilometer lebih itu memakan waktu 11 jam. Tidak terpaut begitu jauh dengan waktu tempuh via kereta api.
Nah, untuk kamu yang sedang menimbang-nimbang ingin naik bus malam atau tidak, yuk simak tips singkat berikut ini.
1. Ada banyak Perusahaan Otobis (PO) yang menyediakan layanan bus malam. Cermati sebelum memilih
Untuk perjalanan ke suatu kota, biasanya ada beberapa PO yang menyediakan layanannya. Sebut saja jika ingin pergi ke kota Wonogiri, Jawa Tengah dari Jakarta. Ada beberapa PO yang melayani trayek ini, antara lain: Gunung Mulia, Gajah Mulia Sejahtera, Sinar Jaya, dan sebagainya.
Jika berangkat dari Jakarta, setiap PO memiliki titik berangkat yang berbeda-beda. Ada yang berangkat dari Terminal Pulogebang, Kalideres, Kampung Rambutan, dan sebagainya. Pastikan kamu memilih PO yang menyediakan informasi yang jelas mengenai titik dan waktu keberangkatannya.
Selain itu, kamu pun dapat mengecek fasilitas, kenyamanan, dan keamanan PO-PO yang ingin kamu naiki dengan cara mencari referensi perjalanannya di Youtube atau blog. Sekarang sudah banyak blogger dan vlogger yang membuat trip report dari tiap-tiap perjalanan mereka naik bus malam.
2. Sediakan jeda waktu sekitar 3 jam untuk antisipasi hal tak terduga di jalan
Salah satu kelemahan dari menaiki bus malam adalah waktu tempuhnya yang tidak pasti. Berbeda dengan kereta api yang punya jalur sendiri, bus malam tidak punya. Bus malam harus membaur dengan kendaraan lainnya di jalan raya. Jika jalanan macet, mau tak mau bus ikutan tersendat dan berdampak ke waktu tempuh dan jam kedatangan.
Seperti perjalanan saya kembali ke Jakarta beberapa waktu lalu. Dari Solo hingga Cikampek, jalan tol lancar jaya. Tidak ada kemacetan sama sekali. Eh, kemacetan baru terjadi saat bus tiba di Cikarang dan laju bus pun tersendat selama lebih kurang dua jam hingga akhirnya bus melintasi Bekasi.
Jika bepergian di hari biasa, tambahkan jeda tiga jam dalam itinerary atau jadwalmu agar semisal jika terjadi keterlambatan, jadwalmu yang lain tidak terganggu. Jeda waktu bisa kamu tambah jika kamu bepergian di akhir pekan atau momen liburan di mana arus lalu lintas melonjak.
3. Jika ingin menikmati sensasi perjalanan, pilih kursi depan. Jika ingin tidur nyaman, pilih kursi tengah.
Sesuai dengan namanya, bus malam beroperasi di malam hari, di waktu di mana sebagian besar manusia menggunakannya untuk beristirahat. Jika kamu ingin beristirahat dengan nyaman selama perjalanan, kamu bisa memilih kursi di bagian tengah. Pada bagian tengah, pandanganmu tidak tertuju ke kaca depan yang kadang membikin deg..deg..an.
Jika kamu duduk di kursi paling depan, kelebihannya adalah kamu bisa melihat bagaimana supir bus mengendalikan bus untuk bermanuver. Biasanya ketika bus-bus malam saling bertemu, mereka akan saling mengekor, mengejar, atau menyalip. Tapi, tenang saja, supir-supir bus malam dari PO terpercaya adalah supir berpengalaman. Mereka dapat mengendalikan bus dengan baik.
4. Bawa barang secukupnya. Hati-hati dengan barang berharga.
Keamanan barang-barang pribadi adalah tanggung jawab masing-masing penumpang. Berbeda dengan kereta api yang memiliki kompartemen penyimpanan bagasi lega di atas kursi, kabin penyimpanan barang di atas bus relatif lebih kecil. Jika penumpang membawa barang ukuran besar, harus diletakkan di bagasi bawah bus.
Dan, dalam perjalanan malam, lampu kabin biasanya akan dimatikan atau diredupkan agar penumpang bisa beristirahat dan pandangan driver tidak terganggu. Pastikan barang berhargamu ada dalam genggamanmu atau setidaknya terjangkau pandanganmu.
5. Gunakan sistem reservasi online
Sekarang sistem penjualan tiket bus tidak cuma dengan cara konvensional: datang ke terminal, beli tiket pakai uang cash. Beberapa PO sudah menyediakan layanan penjualan tiket dengan sistem online. Jika PO yang ingin kamu naiki sudah menyediakan layanan ini, gunakanlah. Sistem online dapat menolongmu terhindar dari harga calo dan memastikanmu mendapatkan kursi sebelum kehabisan.